Tentang Bapak Tukang Ojek dan Angkot Bekasi K 09 - K 09B


Angkot K 09
Angkot K 09B (Google Foto)
 

Dalam hidup ini, kita pernah lihat kendaraan ini setidaknya sekali: angkot. 
Ya, angkot. Singkatan dari angkutan kota. Angkot biasanya memiliki rute tersendiri. Rute ini yang akan menjadi patokan bagi seorang penumpang dalam memilih mau menaiki angkot yang mana untuk sampai ke tujuan. Angkot bisa menjadi salah satu alternatif kendaraan untuk mengantar kita menuju ke suatu tempat. 

Aku sendiri punya pengalaman unik dengan angkot ini. Khususnya mobil angkutan kota di Bekasi dengan kode K 09 dan K 09B. Sekilas mereka seperti bersaudara, ya? hehe. Ternyata mereka memang memiliki satu titik rute yang sama, yaitu di Babelan. Nah, tetapi rute keseluruhan dan tujuan akhirnya berbeda. Dari laman Dishub Jabar, ternyata aku menemukan bahwa rute kedua angkot ini, yaitu:
Angkot K 09    :  Babelan - Terminal Bekasi
Angkot K 09B : Metropolitan Mall - Babelan

Jujur, sebenarnya aku tidak pernah se-kepo ini untuk tahu rute kedua angkot itu, hehe. Ternyata seru juga ya, bikin pos di blog ini jadi bisa lihat rute angkot. Dari yang sebelumnya nggak tahu, sekarang aku jadi tahu.


Oke, aku kembali ke topik. :D
Nah, jadi sebenarnya pengalaman unik dengan kedua angkot itu dimulai saat aku kuliah. Sekitar 4 tahun lalu.
Loh, kok bisa? Iya, karena aku tidak diberi izin Bapak membawa motor sendiri ke Stasiun Bekasi untuk berangkat ke kampus. Akhirnya, setiap ada jadwal kuliah aku harus naik mobil angkot ini untuk berangkat ke stasiun; juga masih bersama angkot ini lagi untuk pulang dari stasiun menuju rumah. 

Selama hari-hari awal aku mulai kuliah, aku masih awam soal perbedaan kedua angkot ini. Dulu saat aku mulai kuliah, belum ada pandemi covid-19 di Indonesia. Jadilah dua angkot ini, K 09 dan K 09B, berderet-deret parkir di depan Stasiun Bekasi. Ada juga satu angkot yang ikut parkir di depan stasiun, yaitu angkot 15A. Nah, tapi sopir angkot 15A ini nggak bilang "Babelan..., Babelan..., Giant, Summarecon Bekasi... Ayo, naik!" Ya, akhirnya aku nggak memilinya, hehe. Alasannya, karena tujuanku (rumah) ini searah dengan Babelan dan Summarecon Bekasi; kalau tidak disebut dua lokasi itu, aku simpulkan ini bukan kendaraan yang membawaku ke tujuan. Sekali, dua kali aku sering salah kaprah. Awalnya, aku pikir rute yang dilalui angkot K 09 dan K 09B ini sama. Oh, tidak... ternyata berbeda! 

Pernah di satu hari, aku harus pulang dari kampus tepat saat hari sudah gelap. Maka, tidak ada pilihan lain, aku harus pulang juga dengan angkot ini. Waktu itu, pikirku, dengan naik angkot tentu akan lebih menghemat uang saku. Biasanya naik angkot ini uang yang diperlukan Rp5.000 saja. Kalau naik ojek online harga bisa sangat jauh berbeda. Tidak ramah dengan anak kuliahan, pikirku waktu itu, hehe. Jadilah aku putuskan naik angkot K 09B yang kebetulan masih antre panjang di depan stasiun. 

Hatiku sudah yakin akan bisa sampai rumah dengan angkot 09B ini. Ternyata... tidak semudah itu. Rute angkot 09B ini tidak melewati supermarket Giant dekat rumahku. Angkot ini justru mengambil jalur lain (yang memang seharusnya begitu) dan membuatku harus berhenti di tengah jalan. Ya, mau tidak mau, aku harus berhenti di titik yang masih aku kenali, Pasar Wisma Asri. Lalu, aku harus menyelesaikan perjalananku dengan jalan kaki dari pasar menuju Giant. Di Giant inilah nantinya aku menunggu Ibuku menjemputku hingga sampai di rumah. 

Bukan hanya sekali, aku mengulangi hal yang sama naik angkot K 09B ini saat malam hari. Dan, memang ceritanya pun berulang lagi: aku menghentikan angkot di tengah jalan di Pasar Wisma Asri, lalu aku harus menyelesaikan perjalananku dengan jalan kaki menuju Giant.

Pada akhirnya, aku bertekad kuat tidak boleh mengulangi hal ini lagi (karena capek juga jalan malam hari sepulang kuliah dan aku sendirian. Agak capek juga memang jika dibayangkan, hehee). Tekadku ternyata bersambut, alhamdulillah. Bagaimana ceritanya?

Ya, jadi sekali waktu aku keluar dari Stasiun Bekasi ingin menaiki angkot. Aku masih berpikir ingin menaiki angkot yang mana, lalu tiba-tiba ada seorang Bapak sopir ojek yang memanggilku. Kira-kira begini percakapan kami:
Bapak: Mau pulang ke rumah, neng?
Aku: (menengok cepat) Ehmm, iya, Pak. 
Bapak: Mau naik ojek, neng? 
Aku: (menggeleng pelan)
Bapak: Nah, kalau nggak naik ojek, bisa nih naik angkot... Angkot 09 arah Babelan, Giant. Kalau angkot 09B ke Pasar Wisma Asri, Mall Metropolitan. 
Aku: Wah, iya, Pak. Terima kasih, Pak...
Bapak: (tersenyum)

Angkot K 09 (Antara News)


Waah, jujur aku salut dengan bapak ini. Aku merasa beliau ini keren. Karena, pertama, beliau tidak memaksakan aku untuk pulang ke rumah dengan memakai jasa ojeknya. Kedua, beliau malah memberiku ilmu baru yang sangat bermanfaat sampai detik aku menulis tulisan ini: ilmu memilih angkot. Dengan adanya percakapan dengan Bapak itu, aku jadi tahu mana angkot yang lebih dekat mengantarku ke tujuan. Ya, pilihan yang lebih tepat ya, angkot K 09. Jadilah sejak saat itu, aku tidak salah pilih angkot untuk membawaku pulang ke rumah. 

Aku sekarang sadar bahwa kebaikan sekecil apapun itu tidak bisa dianggap remeh. Benar rupanya jika dikatakan bahwa senyum kita di hadapan saudara merupakan bagian dari kebaikan. 

Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu". (HR at-Tirmidzi (no. 1956), Ibnu Hibban (no. 474 dan 529).


Maka, bagaimana jika kebaikan ini berupa ilmu? 
Ilmu yang lahir dari keikhlasan Bapak sopir ojek untuk memberitahuku rute setiap angkot. Dari ilmu beliau hadir pemahaman dalam diriku untuk memilih angkot yang benar. Sehingga, aku bisa sampai ke tujuan, ke rumah, dengan selamat. 
Aku yakin, kebaikan beliau sangat besar. 
Hingga aku tulis cerita ini, mungkin kamu juga terbantu dalam memilih angkot di depan Stasiun Bekasi? 

Tulisan ini sekaligus menjadi pengingat untukku agar menjadi manusia yang tidak pelit ilmu. Menjadi manusia yang lebih ikhlas dalam beramal, dalam bertindak. Juga meyakini bahwa akan ada balasan dari setiap kebaikan yang dilakukan: berupa kebaikan yang serupa, bahkan lebih besar nilainya.

Alhamdulillah ala kulli hal. 
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat.

Komentar

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung di blog saya yang sederhana ini.
Silakan berkomentar dengan bahasa yang sopan tanpa mengandung unsur SARA. :)

Yang Mungkin Terlewatkan

Jodoh

Perjalanan Menuju Cahaya (2)