Sejenak Refleksi Diri dari Pandemi
Ternyata, sudah lama sekali aku tidak mengisi blog ini dengan tulisan. 2017, terakhir kali aku menulis di sini. Bukan karena lupa, tapi memang ritme hidup yang membuat diri ini belum beranjak dari bermacam agenda sehingga berkali-kali niat "mewarnai" blog menjadi wacana untuk ke sekian kalinya.
Sungguh, sebetulnya pada awalnya aku mulai ragu dengan kemampuan menulisku. Aku merasa bingung ingin menulis apa di halaman ini. Rasanya di kepalaku ada banyak huruf yang berlarian, membentuk sebuah kata, frasa, yang membawa sejumlah judul dan topik apa yang sekiranya dapat menjadi sebuah cerita yang utuh. Maka, setelah beberapa lama, aku mencoba mengarahkan pikiranku pada hikmah-hikmah yang aku dapatkan di masa pandemi.
Tidak terasa dua tahun sudah aku melalui masa luar biasa, pandemi Covid-19. Sungguh, sebelumnya dalam bayanganku, di tahun 2020 lalu akan menjadi tahun yang ramai dengan sejumlah kegiatan kuliah, organisasi kampus, dan aktivitas lain yang banyak mengisi waktu di luar, maupun di dalam rumah. Namun, ternyata Allah dengan segenap hikmah-Nya menjadikan tahun 2020 hingga saat ini menjadi sangat berbeda dari bayanganku.
Semua aktivitas banyak dilakukan di rumah. Tagline "belajar dari rumah", "bekerja dari rumah", "work form home", "terapkan 3M", menjadi tak asing lagi dilihat dan didengar di berbagai tempat. Bahkan, hingga kini menjadi sebuah kebiasaan baru yang mewujud dalam kehidupan.
Pada masa-masa awal, banyak hal yang terasa sulit dilalui. Ritme belajar yang berubah dari yang biasanya banyak dihabiskan di kampus, kini sedapat mungkin dilakukan dari rumah. Komunikasi dengan kawan kampus yang biasanya dilakukan dengan tatap muka, canda tawa, kadang juga adu pendapat di dalamnya; kemudian menjadi terbatas dengan dilakukan melalui "tatap maya". Pada akhirnya, perlahan-lahan setiap hal tersebut menjadi lebih mudah dilalui. Diriku, dan aku yakin setiap orang di masa ini, kemudian belajar sesuatu yang penting dan dapat memetik hikmah tersendiri melalui kondisi ini.
Masa-masa pandemi ini memberiku ruang yang banyak untuk merenung, untuk mengetahui hal-hal yang sebelumnya tertutup oleh kesibukan jiwa, dan untuk bermuhasabah diri. Aku pribadi belajar untuk mengenali diri dengan lebih dalam. Menyadari pentingnya manajemen diri, manajemen waktu, menghargai hal-hal sederhana, mensyukuri hidup, dan banyak hal lainnya.
Mungkin jika pandemi tak hadir, diri ini akan sering hanyut terbawa pernak-pernik kesibukan yang tidak diketahui dengan jelas letak kebermanfaatannya. Mungkin, jika pandemi tidak ada, diri ini akan berada dalam batas bayang-bayang; tak paham hakikat hidup, tak mengenali diri dengan lebih baik. Mungkin, jika pandemi tidak ada, ukuran bahagiaku akan meninggi, tidak lagi muncul rasa syukur dan bahagia dari hal-hal sederhana. Kebersamaan bersama keluarga di rumah, menyadari peran penting setiap anggota keluarga di rumah, semua itu menjadi hikmah di masa pandemi yang aku rasakan.
Aku menemukan diriku yang berbeda di masa pandemi ini, dengan segala keterbatasan dan kekurangan yang dipunya, aku berharap perbedaan ini menuju ke arah yang lebih positif, ke arah perbaikan. Setiap hari aku harap tidak lagi sekadar bilangan yang dihitung. Akan ada makna di setiap hari yang akan kulalui. InsyaAllah...
![]() |
Gambar dari: Unsplash |
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung di blog saya yang sederhana ini.
Silakan berkomentar dengan bahasa yang sopan tanpa mengandung unsur SARA. :)